Jakarta, AQLNews.id- Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Wakil Presiden Ma’ruf Amin telah menargetkan sejumlah asumsi makro yang akan masuk di dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal (KEM PPKF) Tahun 2024.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan, konsumsi dan investasi menjadi penting pada tahun 2024.
“Konsumsi dan investasi menjadi penting, dan tahun 2024 ini adalah tahun krusial. Terkait bonus demografi dan dalam program untuk lepas dari middle income trap,” jelas Airlangga dalam keterangan pers usai Rapat Terbatas di Kantor Presiden, Senin (20/2/2023).
Adapun, kata Airlangga tema KEM PPKF Tahun 2024 adalah mempercepat transformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Airlangga menjelaskan, target pertumbuhan ekonomi tahun 2024 mencapai 5,3% hingga 5,7% secara tahunan (year on year/yoy). Selain itu juga nilai tukar rupiah pada tahun 2024 ditargetkan mencapai Rp 14.800 hingga Rp 15.400/US$.
Adapun, kata Airlangga sejumlah strategi untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi juga telah disiapkan, salah satunya dengan menjaga agar ekonomi tetap tangguh dengan berbagai aturan perundang-undangan.
“Antara lain implementasi dari Perppu Cipta Kerja, Undang-Undang PPSK (Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan), dan Undang-Undang HKPD (Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah). Kemudian kebijakan transformasi melalui hilirisasi Sumber Daya Alam,” jelas Airlangga.
Airlangga merinci, target asumsi makro yang akan dituangkan di dalam KEM PPKF Tahun 2024, yakni:
– Pertumbuhan ekonomi: 5,3% hingga 5,7%
– Nilai tukar rupiah per US$: Rp 14.800 – Rp 15.400
– Suku bunga SPN 6,5% hingga 7,4%
– Inflasi 1,5% hingga 3,5%
– Harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP): US$ 75 hingga US$ 85 per barrel
– Lifting minyak sebesar 591.000 hingga 691.000 per barel
– Lifting gas sebesar 1.007.000 hingga 1.058.000 setara minyak per hari
– Rasio kemiskinan 6,5% hingga 7,5%
– Gini rasio sebesar 0,36 hingga 0,37
– Tingkat Pengangguran Terbuka 3,6% sampai 4,3%