Jakarta, AQLNews.id – Komisi I DPR Dave Akbarshah Fikarno Laksono mendukung langkah cepat Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman mengirim pasukan tambahan ke Papua. Diketahui, pasukan tersebut dibentuk guna mencari dan mengevakuasi pilot pesawat Susi Air, Philips Mark M yang hilang usai pesawatnya dibakar di Nduga.
“KSAD sudah bertindak sangat cepat dan pengiriman pasukan sudah tepat, mereka di sana diberikan otoritas yang tegas dan perintah yang jelas dan mendapatkan informasi yang tepat, persenjataan yang cukup,” kata Dave dalam keterangan yang diterima tim Parlementaria (13/2/2023).
Dukungan itu menurutnya hadir karena TNI adalah garda terdepan negara mengatasi masalah ancaman keamanan nasional khususnya separatisme. Terlebih, selama ini sudah banyak anggota TNI-Polri dan masyarakat sipil yang menjadi korban kebrutalan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
Oleh karena itu, menurutnya wajar saja jika Jenderal Dudung muncul dan bekerja keras untuk mengamankan seluruh rakyat dan NKRI. “TNI dan Polri yang sudah diperintahkan oleh presiden dengan tegas dengan jelas dan terukur, jangan selalu HAM sebagai alasan, karena KKB sendiri tidak memperdulikan HAM korban,” katanya.
Lebih lanjut, Dave menambahkan tindakan teroris KKB ini cukup mengganggu proses pembangunan di Papua. Tidak hanya pembangunan infrastruktur, tapi juga pelayanan sosial secara umum cukup terganggu dari tindakan teroris KKB tersebut.
“Ini mencoreng nama baik Indonesia juga. Dan juga bisa berpotensi mengganggu pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Jadi aparat TNI-Polri, BIN harus bertindak tegas, mengejar pelaku baik yang terlibat langsung maupun yang merencanakan, baik yang mensuplai logistik atau pendanaan, apalagi persenjataan kepada KKB ini,” tegas Politisi dari Fraksi Partai Golkar ini.
Di akhir, Dave juga mendukung Jenderal Dudung terus menggunakan pendekatan persuasif untuk menumpas teroris KKB. “Langkah Jenderal Dudung sudah sangat tepat dan sesuai koridor Negara, karena KKB ini kalau sudah melakukan tindakan mereka berlari dan bersembunyi di tengah-tengah masyarakat (sipil),” pungkas Dave.