Jakarta, AQLNews.id- Bukan Samsung atau Xiaomi yang berhasil merajai pasar smartphone di Indonesia. Menurut laporan dari IDC ‘Worldwide Quarterly Mobile Phone Tracker’, Oppo mengantongi pangsa pasar 22,4% selama tahun 2022 lalu.
Angka tersebut naik dari tahun sebelumnya 20,8%. Sementara untuk pengiriman sebanyak 7,8 juta unit, merosot -8% dibanding tahun sebelumnya.
Di posisi kedua terdapat Samsung dengan pangsa pasar 21,7%. Raksasa teknologi Korea Selatan itu mengirimkan 7,6 juta unit sepanjang tahun lalu dan naik dari 2021 yang berjumlah 7,2 juta unit.
Dalam laporan tersebut hanya Samsung yang tumbuh positif. Tercatat produsen ponsel Galaxy S itu mengalami pertumbuhan 5,4%.
Kemudian disusul oleh Vivo dengan pangsa pasar 17,9% dan pengiriman mencapai 6,3 juta unit. Berbagi tempat di posisi keempat dan kelima ada Xiaomi dan Realme. Keduanya mengantongi pangsa pasar 14,2% dan 11,8%.
IDC mengungkapkan untuk pertama kalinya pasar smartphone Indonesia mengalami penurunan setelah 13 tahun selalu bertumbuh. Tahun 2022 pasar anjlok sebesar 14,3% dengan pengiriman 35 juta unit.
Tahun 2022, pasar smartphone Indonesia harus mengalami hambatan rantai pasok dan penurunan daya beli konsumen.
Inflasi juga memengaruhi daya beli masyarakat khususnya pada mereka dengan penghasilan menengah ke bawah yang akan berfokus memenuhi kebutuhan primer. Selain juga ada peningkatan pengeluaran seperti transportasi, karena mobilitas yang kembali normal setelah pandemi mulai berangsur membaik.
Associate Market Analyst IDC Indonesia, Vanessa Aurelia mengungkapkan kemungkinan tahun 2023 akan stabil. Dengan skenario adanya pertumbuhan satu digit di tahun ini.
“Konsumen akan lebih hati-hati dengan pengeluaran mereka dan perusahaan-perusahaan smartphone juga akan lebih hati-hati dalam menyusun strategi, sambil mengatur ulang pendekatan mereka terhadap pasar. Smartphone pada segmen bawah akan tertekan disebabkan peralihan pengeluaran konsumennya ke area lain,” kata dia dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu (18/2/2023)
Dia melanjutkan, “Lain halnya dengan segmen-segmen premium yang diperkirakan akan lebih tahan banting karena adanya tendensi dari sisi konsumen untuk memiliki smartphone yang lebih tahan lama dan memiliki spesifikasi lebih baik. Di sisi lain, vendor-vendor smartphone juga berfokus untuk memperluas portofolio kelas atas mereka”.