Jakarta, AQLNews.id – Kementerian Kesehatan mencatat kasus baru sub varian Covid 19 Omicron jenis CH.1.1 atau Orthrus mengalami kenaikan. Data Kemenkes per 23 Februari, tercatat 53 kasus.
Sebenarnya varian ini telah lama masuk di Indonesia, namun penyebarannya cukup lambat. Pada 11 Oktober lalu kasus ini telah terjadi. Hingga pekan lalu hanya tercatat 14 kasus. Namun, tiba-tiba mengalami kenaikan.
DKI Jakarta, Lampung, Riau dan Jawa Barat adalah wilayah ditemukan kasus tersebut. Terbanyak berada di DKI Jakarta.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) wilayah Sulawesi Selatan, , Dr. dr. Siswanto Wahab, Sp. KK (K), FINDDVS, FAADV menanggapi hal tersebut. Menurutnya sub varian Covid-19 memang terus mengalami mutasi dan menghasilkan varian baru.
“Jadi sudah kurang lebih 9 kalinya perubahan (covid-19) terjadi mulai dari alfa beta gamma Delta terus masuk terus terakhir dari omicron dan sebagainya,” kata Siswanto ditemui usai pelantikan Penguris IDI Wilayah Sulsel pada Sabtu (25/3/2023).
Dirinya berharap mutasi dan replikasi dari sub varian tersebut dapat berkurang dan mengalami pelemahan.
“Tentunya kita berharap bahwa mutasinya makin lemah dan replikasi virus juga melemah,” sambungnya.
Lebih lanjut dia juga menyampaikan jika saat ini mayoritas masyarakat telah menjalani vaksin. Sehingga, hal ini bisa menjadi suatu langkah pencegahan.
“Satu yang ingin saya sampaikan kembali bahwa kita ini kan hampir mayoritas kita sudah divaksin jadi itu merupakan sistem kekebalan aktif (yang juga bisa membantu),” pungkasnya.
Ketua Pengurus Besar IDI, Dr. dr Mohammad Adib Khumaidi, Sp. OT menambahkan, masyarakat harus lebih paham dan menerima edikasi terkait covid dan varian lainnya.
“Yang penting masyarakat bisa lebih paham, teredukasi. Kemudian masyarakat juga bisa semakin paham terkait dengan masalah-masalah penyakitnya upaya promotif,” katanya.
Tidak hanya itu, penting juga bagi masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan pada kondisi tertentu. Menurutnya, apa pun jenis penyakit menjaga kesehatan tubuh sendiri adalah yang terpenting.
“Lebih utama dengan menjaga kesehatan dengan gaya hidup sehat kemudian protokol kesehatan pada saat kondisi tertentu harus tetap dilakukan apakah dan dimana saja. Mau apapun penyakit apapun yang penting kita bisa menjaga kesehatan kita,” pungkasnya.